Senin, 12 Mei 2014



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Pendidikan saat ini sangat diutamakan dengan berbagai cara agar lebih maju, dan guru dituntut mempunyai berbagai cara agar siswanya aktif dan kreatif. Cara lain menjadikan siswa belajar aktif dari awal dapat menggunakan berbagai strategi, misalnya strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif.[1]

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penyusun kemukakan, maka ada baiknya penyusun merumuskan masalah-masalah yang akan dibahas. Agar pembahasan tidak lari dari sub judul. Rumusan masalahnya antara lain :
1.      Bagaimana Konsep dan prinsip strategi pembelajaran Ekspositori?
2.      Apa Prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran Ekspositori?
3.      Apa maksud Strategi pembelajran langsung?
4.      Apa saja metodedan tujuan pembelajaran langsung?






BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Konsep Strategi Pembelajaran Ekspositori
            Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction).[2] Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntuk untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”
            Terdapat beberapa karakteristik strategi eskpositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menurut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
            Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berioentasi kapada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic acheievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
            Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
v  Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa (overview). Biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti kegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Oleh sebab itu, materi yang disampaikan adalah materi-materi dasar seperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktivitas, dan lain sebainya.
v  Apabila guru menginginkan agar siawa mempunyai gaya model intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
v  Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran iyu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru, misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
v  Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu. Misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
v  Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik. Prosedur tersebut biasanya merupakan langkah baku atau langkah standar yang harus ditaati dalam melakukan suatu proses tertentu. Manakala langkah itu tidak ditaati, maka dapat menimbulkan pengaruh atau resiko tertentu.
v  Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
v  Apabila guru akan mengajar pada sekelompok  siswa yang rata-rata memiliki kemapuan rendah. Berdsarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) strategi ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anak yang memiliki kemampuan kurang (low achieving students).
v  Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunkan strategi yang berpusat pada siswa, misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
v  Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menngunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.


2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
            Tidak ada satu strategi pebelajaran yang di anggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran lain. Baik tidaknya suatu pembelajaran bisa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi pembelajran adalah tujuan apa yang harus dicapai.
            Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan dibawah ini.[3]
a.    Berorentasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses pemyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan  utama dalam penggunaan stragi ini. Hal ini sangat penting untuk difahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak  munkin dapat mengejar tujuan kemampuan berfikir tingkat tinggi, misalnya menganalisis, menyintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berfkir taraf rendah  tidak perlu dirumuskan.
b.    Prinsip komunikasi
Proses pembelajara dapat dikatakn sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfingsi sebagai sumber pesan dan siswan berfungsi sebagai penerima pesan.
Dalam proses komunikasim bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan (informasi) dan sumber pesan ke penerima pesan.
c. Prinsip Kesiapan
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiapa individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaiknya, tidak mugkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul tarik dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik mauapun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan matari pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya. Seperti halnya kerja sebuah komputer, setiap data yang dimasukkan akan dapat disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file untuk menyimpan data. Setip data tidak munkin dapat disimpan manakala belum tersedia filenya. Oleh karena itu, sebul  kita menyampaikan informasi terlebih dahulu kita yakinkan apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan disampaikan atau belum, kalau seandainya belum maka terlebih dahulu harus kita sediakan dahulu file yang akan menampung setiap informasi yangakan kita sampaikan.
d.  Prinsip berkelanjutan
Proses pembelajaran ekspositori dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut.  Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Dalam model pembelajaran langsung yang disamakan dengan pembelajaran ekspositori ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1) Prinsip berorientasi pada tujuan, 2) prinsip komunikasi; 3) prinsip kesiapan; 4) prinsip berkelanjutan. Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan peserta didik pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara operasional yang dapat diukur dan kemudian dalam penyusunan tes hasil belajar harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan berpikir tingkat tinggi sangat sulit untuk dicapai ketika menggunakan metode ini seperti kemampuan menganalisis, sintesis dan mengevaluasi. Hal ini disebabkan karena pendidik menjadi pusat kegiatan pembelajaran sementara peserta didik menjadi objek pembelajaran yang hanya menerima materi yang sudah jadi.


B.      Prosedur Pelaksanaan Staratergi Ekspositori
Sebelum diuraikan  tahapan penggunaan strategi ekspositoti terlebuh dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggukan Srategi ini.[4]
1.      Rumuskan Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin dicapau sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesik, seperti yang telah dijelaskan diatas diatas, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai.
Sering terjadi, proses pembalajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan pembahasan yang dilakukannya, sehingga materi pelajran menjadi melebar, tidak fokus pada permasalahan yang sedan dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas, hal ini tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus dicapai akan menjadi foktor pegingat bagi guru dalam menyampaika materi pelajan.

2. Kuasai Materi Pelajaran Dengan Baik
Penguasaan materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat kepercayaan diri guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas bergerak; berani menatap siswa;  tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran; dan lain-lain. Sebaliknya, malakala guru kurang menguasai materi  pelajaran yang akan disampaikan, ia akan kurang percaya diri sehingga ia akan sulit bergerak; takut melakukan kontak mata dengan siswa; menjelaskan materi pelajaran serba tanggung dengan suara yang pelan dan miskin ilustrasi dan lain sebagainya. Ia akan sulit mengatur irama dan iklim pembelajaran. Guru akan sulit megontrol dan mengendalikan perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Agar guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapatdilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memadu dalam penyajian agar tidak melebar.
3. Kenali Medan Dan Berbagai Hal Yang Dapat Memengaruhi Proses Penyampaian
Mengenali lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat menggangu proses penyajian materi pelajaran. Beberapa hal yang berhubungan dengan medan yang harus dikenali di antaranya, pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar siswa, dan lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri. Pemahaman akan kondisi ruangan itu diperlukan untuk mengatur tempat duduk dan/ atau untuk menempatkan media yang digunakan, misalnya di mana sebaiknya layar OHP atau LCD disimpan, di mana sebaiknya gambar dipasang, dan lain sebainya.
Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a.       Persiapan (preparation)
b.      Penyajian (presentation)
c.       Menghubungkan (corrlation)
d.      Menyimpulkan (generalization)
e.       Penerapan (aplication)

C.     Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung ini dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka jika dikembangkan oleh guru.
Menurut Silbernam (dalam Suryanti dkk, 2008: 35), strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan.[5] Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apa pun.
Model pembelajaran langsung memiliki beberapa karakteristik. Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh Karena itu model pembelajaran ini sering diidentikkan dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut peserta didik untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelejaran itu sendiri.
D.    Metode Pembelajaran Langsung
1. Metode Ceramah Dalam Proses Belajar Mengajar
a. Maksud dan Arti Metode Ceramah.
Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad M.Ed, yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan peraturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bahan, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.[6]
Metode ini telah dipakai sejak berabad-abad yang silam. Ia dianggap metode tertua dan hingga kini masih tetap dipakai.[7] Sedangkan peran murid dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh guru. Berkenaan dengan sifatnya metode yang demikian maka biasanya secara wajar metode ceramah dilaksanakan dalam hal apabila:
1.      Guru akan menyampaikan fakta-fakta/ kenyataan atau pendapat-pendapat dimana tidak ada bahan bacaan yang menerangkan fakta-fakta tersebut..
2.      Guru harus menyampaikan fakta kepada murid-murid yang besar jumlahnya, sehingga metode lain tak mungkin dipakai.
3.      Guru menghendaki berbicara yang bersemangat untuk merangsang murid-murid mengerjakan sesuatu.
4.      Guru akan menyimpulkan pokok penting yang telah dipelajari untuk memperjelas murid dalam melihat hubungan antara hal-hal yang penting lainnya.
5.      Guru akan memperkenalkan hal-hal baru dalam rangka pelajaran yang lalu.

b.      Langkah-langkah untuk Mengefektifkan Metode Ceramah
Setiap guru yang bertanggung jawab akan tugasnya dalam pengajaran sekolah pasti berusaha agar metode pengajaran yang dipakainya mencapai maksud dengan baik. Demikian juga apabila metode ceramah tetap harus dipakai, maka harus diambil langkah-langkah dan usaha-usaha bagaimana agar hasilnya nanti sebagai metode pengajaran tidak mengecewakan.
            Adapaun langkah-langkah yang perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut:
1)      Terlebih dahulu harus diketahui dengan jelas dan dirumuskan sekhusus-khususnya mengenai tujuan pembicaraan atau hal yang hendak dipelajari oleh murid-murid.
2)      Bahan ceramah kemudian disusun sedemikian hingga:
a)      Dapat dimengeri dengan jelas, artinya setiap pengertian dapat menghubungkan antara guu dengan murid-murid pendengarnya.
b)      Menarik perhatian murid
c)      Memperlihatkan pada muri-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka.
3)      Menanam pengertian jelas dimulai dengan suatu ikhtiar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian utama penguraian dan penjelasan pokok-pokok tersebut. Pada akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting yang telah dibicarakan itu. Dapat pula dilengkapi gambar-gambar, bagian-bagian dan sebagainya.
4)      Alat-alat Pengajaran dalam Metode Ceramah. Dalam setiap tugas maupun kerja manusia pasi selalu mempergunakan alat-alat, untuk menyukseskan atau mencapai tujuan daripada tugas dan kerja itu. Demikian pila dalam kegiataan pendidikan dan pengajran sekolah. Setiap metode mengajar perlu menggunakan alat-alat pengajaran yang berfungsi membantu proses pengajran agar tujuan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
5)      Rencana Persiapan Mengajar dengan Metode Ceramah. Di dalam buku metodologi pengajaran oleh DR. Winarto Surachmad dikemukakan suatu contoh pola atau rangka dari rencana persiapan mengajar dengan metode ceramah sebagai berikut:[8]
a.       Pokok isi. Ialah hal atau bahan pengajaran yang hendak diajarkan kepada anak-anak.
b.      Tujuan pengajaran. Ialah apa yang hendak dicapai daripada pelajaran tersebut.
c.       Alat-alat pengajaran. Alat-alat yang dipergunakan untuk membantu proses pengajaran.
d.      Metode mengajar. Dengan metode ceramah
e.       Prosedur. Adalah pelaksanakan dari pengajaran di dalam kelas yang bersangkutaan.
2.      Metode Tanya Jawab
       Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.[9] Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
      Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini.
a.       Tujuan yang akan dicapai dari metode tanya jawab, antara lain:
1)      Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
2)      Untuk merangsang siswa berpikir.
3)      Membarikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
b.      Jenis pertanyaan. Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diacukan, yakni petanyaan ingatan dan pertnyaan pikiran.
1)      Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan sudah tertanam pada siswa.
2)      Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana cara berpikir dalam menaggapi suatu persoalan.
c.       Teknik mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode tanya jawab, saat bergantung pada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan.
Hal pokok yang harus diperhatikan antara lain:
·        Perumusan pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan pada siswa.
·        Pertanyaan hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk seseorang menjawabnya.
·        Beri kesempatan/waktu pada siswa untuk memikirkannya.
·        Hargailah pendapat/pertanyaan dari siswa.
·        Distribusi atau pemberian pertanyaan harus merasa.
·        Buatlah ringkasan hasi tanya jawab sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematik.

Metode tanya jawab biasanya digunakan apabila :
·        Bermaksud mengulang bahan pelajaran.
·        Ingin membangkitkan perhatian siswa belajar.
·        Siswa tidak terlalu banyak.
·        Sebagai selingan metode ceramah.
·        Untuk mengarahkan proses berpikir.

3.      Metode Demontrasi
            Metode demontrasi adalah syarat penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.[10] Dengan metode demontrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan pemperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.
            Metode demontrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-kompunen yang membentuk sesuatu, membendingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain.
            Tingkah laku orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa, sehingga perlu di ingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu, agar dapat mendemontrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemontrasikan, dan berlatih melakukan demontrasi untuk menguasai komponen-komponennya.[11]


















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Strategi ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan, prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan. Adapun prosedur pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin dicapai, kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses penyampaian. Didalam strategi ini terdapat juga keunggulan dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhirnya yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.










DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar, Ciputat: Quantum Teaching. 2005.
      Sofan Amri, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. 2010.
Suryosubroto, Proses BelajarMengajar di Sekolah.(Jakarta: RinekaCipta), 1997.
Sriyono, Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA, Jakarta: PT Rineka Cipta. 1992.
Syaiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media. 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar