BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam sistem ini, guru menyajikan
bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap
sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.
Siswa juga dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
Pendidikan saat ini sangat diutamakan dengan berbagai
cara agar lebih maju, dan guru dituntut mempunyai berbagai cara agar siswanya
aktif dan kreatif. Cara lain menjadikan siswa belajar aktif dari awal dapat
menggunakan berbagai strategi, misalnya strategi pembelajaran langsung melalui
berbagai pengetahuan secara aktif.[1]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang
masalah yang penyusun kemukakan, maka ada baiknya penyusun merumuskan
masalah-masalah yang akan dibahas. Agar pembahasan tidak lari dari sub judul.
Rumusan masalahnya antara lain :
1.
Bagaimana Konsep dan
prinsip strategi pembelajaran Ekspositori?
2.
Apa Prosedur
pelaksanaan strategi pembelajaran Ekspositori?
3.
Apa maksud Strategi
pembelajran langsung?
4.
Apa saja metodedan tujuan
pembelajaran langsung?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dan
Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
1. Konsep
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy
killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (direct
insruction).[2]
Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.
Siswa tidak dituntuk untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan
sudah jadi. Oleh karena itu strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses
bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”
Terdapat beberapa
karakteristik strategi eskpositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama
dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya
dengan ceramah. Kedua, biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menurut siswa untuk berpikir ulang. Ketiga,
tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat
memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang
telah diuraikan.
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berioentasi kapada guru (teacher centered
approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran
yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran
secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik
(academic acheievement) siswa. Metode
pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
Strategi
pembelajaran ekspositori akan efektif manakala:
v Guru akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang
akan dan harus dipelajari siswa (overview).
Biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus,
seperti kegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Oleh
sebab itu, materi yang disampaikan adalah materi-materi dasar seperti
konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktivitas, dan lain sebainya.
v Apabila guru menginginkan agar siawa mempunyai gaya model
intelektual tertentu, misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran
sehingga ia akan dapat mengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
v Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk
dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran iyu
hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,
misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
v Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik
tertentu. Misalnya, materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa.
v Guru menginginkan untuk mendemontrasikan suatu teknik atau prosedur
tertentu untuk kegiatan praktik. Prosedur tersebut biasanya merupakan langkah
baku atau langkah standar yang harus ditaati dalam melakukan suatu proses
tertentu. Manakala langkah itu tidak ditaati, maka dapat menimbulkan pengaruh
atau resiko tertentu.
v Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga
guru perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.
v Apabila guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemapuan
rendah. Berdsarkan hasil penelitian (Ross & Kyle, 1987) strategi ini sangat
efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan untuk anak-anak yang memiliki
kemampuan kurang (low achieving
students).
v Jika lingkungan tidak mendukung untuk menggunkan strategi yang
berpusat pada siswa, misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
v Jika guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menngunakan
pendekatan yang berpusat pada siswa.
2. Prinsip-prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Tidak ada satu
strategi pebelajaran yang di anggap lebih baik dibandingkan dengan strategi
pembelajaran lain. Baik tidaknya suatu pembelajaran bisa dilihat dari efektif
tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan strategi
pembelajran adalah tujuan apa yang harus dicapai.
Dalam penggunaan
strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus
diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan dibawah ini.[3]
a.
Berorentasi
pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam
strategi pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti
proses pemyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang
harus menjadi pertimbangan utama dalam
penggunaan stragi ini. Hal ini sangat penting untuk difahami, karena tujuan
yang spesifik memungkinkan kita bisa mengontol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran. Memang benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak munkin dapat mengejar tujuan kemampuan
berfikir tingkat tinggi, misalnya menganalisis, menyintesis sesuatu, atau
mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan kemampuan berfkir
taraf rendah tidak perlu dirumuskan.
b.
Prinsip
komunikasi
Proses pembelajara dapat dikatakn sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan
dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai
dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru
berfingsi sebagai sumber pesan dan siswan berfungsi sebagai penerima pesan.
Dalam
proses komunikasim bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan
pesan (informasi) dan sumber pesan ke penerima pesan.
c. Prinsip Kesiapan
Dalam teori
belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar. Inti dari
hukum belajar ini adalah bahwa setiapa individu akan merespons dengan cepat
dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan; sebaiknya,
tidak mugkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang muncul tarik
dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai
stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam
keadaan siap baik secara fisik mauapun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan
mulai kita sajikan matari pelajaran, manakala siswa belum siap untuk
menerimanya. Seperti halnya kerja sebuah komputer, setiap data yang dimasukkan
akan dapat disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file untuk menyimpan
data. Setip data tidak munkin dapat disimpan manakala belum tersedia filenya.
Oleh karena itu, sebul kita menyampaikan
informasi terlebih dahulu kita yakinkan apakah dalam otak anak sudah tersedia
file yang sesuai dengan jenis informasi yang akan disampaikan atau belum, kalau
seandainya belum maka terlebih dahulu harus kita sediakan dahulu file yang akan
menampung setiap informasi yangakan kita sampaikan.
d. Prinsip berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi
pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran
bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu
selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses
penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidak seimbangan
(disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau
menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.
Dalam model
pembelajaran langsung yang disamakan dengan pembelajaran ekspositori ini
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1) Prinsip
berorientasi pada tujuan, 2) prinsip komunikasi; 3) prinsip kesiapan; 4)
prinsip berkelanjutan. Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan
peserta didik pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran
harus dirumuskan secara operasional yang dapat diukur dan kemudian dalam
penyusunan tes hasil belajar harus disesuaikan dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan berpikir tingkat tinggi sangat sulit untuk dicapai ketika
menggunakan metode ini seperti kemampuan menganalisis, sintesis dan
mengevaluasi. Hal ini disebabkan karena pendidik menjadi pusat kegiatan
pembelajaran sementara peserta didik menjadi objek pembelajaran yang hanya
menerima materi yang sudah jadi.
B.
Prosedur Pelaksanaan
Staratergi Ekspositori
Sebelum
diuraikan tahapan penggunaan strategi
ekspositoti terlebuh dahulu diuraikan beberapa hal yang harus dipahami oleh
setiap guru yang akan menggukan Srategi ini.[4]
1.
Rumuskan Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan
guru. Tujuan yang ingin dicapau sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan
tingkah laku yang spesik, seperti yang telah dijelaskan diatas diatas, dapat
memperjelas kepada arah yang ingin dicapai.
Sering terjadi, proses pembalajaran dengan cara bertutur, guru
terlena dengan pembahasan yang dilakukannya, sehingga materi pelajran menjadi
melebar, tidak fokus pada permasalahan yang sedan dibahas. Dengan rumusan
tujuan yang jelas, hal ini tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus dicapai
akan menjadi foktor pegingat bagi guru dalam menyampaika materi pelajan.
2. Kuasai Materi Pelajaran Dengan Baik
Penguasaan
materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi
ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat kepercayaan diri
guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas bergerak;
berani menatap siswa; tidak takut dengan
perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran; dan
lain-lain. Sebaliknya, malakala guru kurang menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, ia akan
kurang percaya diri sehingga ia akan sulit bergerak; takut melakukan kontak
mata dengan siswa; menjelaskan materi pelajaran serba tanggung dengan suara
yang pelan dan miskin ilustrasi dan lain sebagainya. Ia akan sulit mengatur
irama dan iklim pembelajaran. Guru akan sulit megontrol dan mengendalikan
perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Agar
guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapatdilakukan. Pertama, pelajari sumber-sumber belajar
yang mutakhir. Kedua, persiapkan masalah-masalah
yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi pelajaran sampai detailnya.
Ketiga, buatlah garis besar materi
pelajaran yang akan disampaikan untuk memadu dalam penyajian agar tidak melebar.
3. Kenali Medan Dan Berbagai Hal Yang Dapat Memengaruhi Proses
Penyampaian
Mengenali
lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan
medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan
yang dapat menggangu proses penyajian materi pelajaran. Beberapa hal yang
berhubungan dengan medan yang harus dikenali di antaranya, pertama, latar belakang audiens atau siswa yang akan disampaikan,
minat dan gaya belajar siswa, dan lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan, pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan
ruangan itu sendiri. Pemahaman akan kondisi ruangan itu diperlukan untuk
mengatur tempat duduk dan/ atau untuk menempatkan media yang digunakan,
misalnya di mana sebaiknya layar OHP atau LCD disimpan, di mana sebaiknya
gambar dipasang, dan lain sebainya.
Keberhasilan
penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk
bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
Ada
beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a.
Persiapan (preparation)
b.
Penyajian (presentation)
c.
Menghubungkan (corrlation)
d.
Menyimpulkan (generalization)
e.
Penerapan (aplication)
C.
Strategi Pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran
langsung ini dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna
membangun minat, menimbbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir.
Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka jika dikembangkan oleh guru.
Menurut Silbernam
(dalam Suryanti dkk, 2008: 35), strategi pembelajaran langsung melalui berbagai
pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi
pelajaran yang akan diajarkan.[5] Guru
juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil
melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas
dengan materi pelajaran apa pun.
Model pembelajaran
langsung memiliki beberapa karakteristik. Pertama, strategi ekspositori
dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya
bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh
Karena itu model pembelajaran ini sering diidentikkan dengan ceramah. Kedua,
biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal
sehingga tidak menuntut peserta didik untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelejaran itu sendiri.
D.
Metode Pembelajaran Langsung
1. Metode Ceramah Dalam Proses Belajar Mengajar
a. Maksud
dan Arti Metode Ceramah.
Seperti yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad M.Ed, yang dimaksud
dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan peraturan secara
lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa
menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar-gambar bahan, agar uraiannya
menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan
murid-murid adalah berbicara.[6]
Metode ini telah dipakai sejak berabad-abad yang silam. Ia dianggap
metode tertua dan hingga kini masih tetap dipakai.[7] Sedangkan
peran murid dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti
serta mencatat yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh guru. Berkenaan dengan
sifatnya metode yang demikian maka biasanya secara wajar metode ceramah
dilaksanakan dalam hal apabila:
1.
Guru akan
menyampaikan fakta-fakta/ kenyataan atau pendapat-pendapat dimana tidak ada
bahan bacaan yang menerangkan fakta-fakta tersebut..
2.
Guru harus
menyampaikan fakta kepada murid-murid yang besar jumlahnya, sehingga metode
lain tak mungkin dipakai.
3.
Guru
menghendaki berbicara yang bersemangat untuk merangsang murid-murid mengerjakan
sesuatu.
4.
Guru akan
menyimpulkan pokok penting yang telah dipelajari untuk memperjelas murid dalam
melihat hubungan antara hal-hal yang penting lainnya.
5.
Guru akan
memperkenalkan hal-hal baru dalam rangka pelajaran yang lalu.
b.
Langkah-langkah
untuk Mengefektifkan Metode Ceramah
Setiap guru
yang bertanggung jawab akan tugasnya dalam pengajaran sekolah pasti berusaha
agar metode pengajaran yang dipakainya mencapai maksud dengan baik. Demikian
juga apabila metode ceramah tetap harus dipakai, maka harus diambil
langkah-langkah dan usaha-usaha bagaimana agar hasilnya nanti sebagai metode
pengajaran tidak mengecewakan.
Adapaun
langkah-langkah yang perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut:
1)
Terlebih dahulu
harus diketahui dengan jelas dan dirumuskan sekhusus-khususnya mengenai tujuan
pembicaraan atau hal yang hendak dipelajari oleh murid-murid.
2)
Bahan ceramah
kemudian disusun sedemikian hingga:
a)
Dapat dimengeri
dengan jelas, artinya setiap pengertian dapat menghubungkan antara guu dengan
murid-murid pendengarnya.
b)
Menarik
perhatian murid
c)
Memperlihatkan
pada muri-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi
kehidupan mereka.
3)
Menanam
pengertian jelas dimulai dengan suatu ikhtiar ringkas tentang pokok-pokok yang
akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian utama penguraian dan penjelasan
pokok-pokok tersebut. Pada akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting
yang telah dibicarakan itu. Dapat pula dilengkapi gambar-gambar, bagian-bagian
dan sebagainya.
4)
Alat-alat
Pengajaran dalam Metode Ceramah. Dalam setiap tugas maupun kerja manusia pasi
selalu mempergunakan alat-alat, untuk menyukseskan atau mencapai tujuan
daripada tugas dan kerja itu. Demikian pila dalam kegiataan pendidikan dan
pengajran sekolah. Setiap metode mengajar perlu menggunakan alat-alat
pengajaran yang berfungsi membantu proses pengajran agar tujuan dapat dicapai
dengan sebaik-baiknya.
5)
Rencana
Persiapan Mengajar dengan Metode Ceramah. Di dalam buku metodologi pengajaran
oleh DR. Winarto Surachmad dikemukakan suatu contoh pola atau rangka dari
rencana persiapan mengajar dengan metode ceramah sebagai berikut:[8]
a.
Pokok isi. Ialah
hal atau bahan pengajaran yang hendak diajarkan kepada anak-anak.
b.
Tujuan
pengajaran. Ialah apa yang hendak dicapai daripada pelajaran tersebut.
c.
Alat-alat
pengajaran. Alat-alat yang dipergunakan untuk membantu proses pengajaran.
d.
Metode mengajar.
Dengan metode ceramah
e.
Prosedur. Adalah
pelaksanakan dari pengajaran di dalam kelas yang bersangkutaan.
2.
Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.[9]
Guru bertanya siswa menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam
komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara
guru dan siswa.
Beberapa hal yang
penting diperhatikan dalam metode tanya jawab ini.
a.
Tujuan yang
akan dicapai dari metode tanya jawab, antara lain:
1) Untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran telah dikuasai oleh
siswa.
2) Untuk merangsang siswa berpikir.
3) Membarikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang
belum dipahami.
b.
Jenis
pertanyaan. Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diacukan, yakni
petanyaan ingatan dan pertnyaan pikiran.
1) Pertanyaan ingatan, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan sudah tertanam pada siswa.
2) Pertanyaan pikiran, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana cara
berpikir dalam menaggapi suatu persoalan.
c.
Teknik
mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode tanya jawab, saat bergantung
pada teknik guru dalam mengajukan pertanyaan.
Hal pokok yang
harus diperhatikan antara lain:
·
Perumusan
pertanyaan harus jelas dan terbatas, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan
pada siswa.
·
Pertanyaan
hendaknya diajukan pada kelas sebelum menunjuk seseorang menjawabnya.
·
Beri
kesempatan/waktu pada siswa untuk memikirkannya.
·
Hargailah
pendapat/pertanyaan dari siswa.
·
Distribusi atau
pemberian pertanyaan harus merasa.
·
Buatlah
ringkasan hasi tanya jawab sehingga memperoleh pengetahuan secara sistematik.
Metode
tanya jawab biasanya digunakan apabila :
·
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
·
Ingin
membangkitkan perhatian siswa belajar.
·
Siswa tidak
terlalu banyak.
·
Sebagai
selingan metode ceramah.
·
Untuk mengarahkan
proses berpikir.
3.
Metode Demontrasi
Metode
demontrasi adalah syarat penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan
penjelasan lisan.[10]
Dengan metode demontrasi proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan pemperhatikan apa yang diperlihatkan
selama pelajaran berlangsung.
Metode demontrasi
baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang
berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses
bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-kompunen
yang membentuk sesuatu, membendingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk
mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Pengajaran langsung berpegang teguh
pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan
terhadap orang lain.
Tingkah laku orang
lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa, sehingga perlu di ingat
bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku
yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu, agar dapat
mendemontrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil, guru perlu
sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemontrasikan, dan
berlatih melakukan demontrasi untuk menguasai komponen-komponennya.[11]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Strategi ekpositori
dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
2. Biasanya materi
pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
3. Tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip
penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yaitu berorientasi pada tujuan,
prinsip komunikasi, prinsip kesiapan, prinsip berkelanjutan. Adapun prosedur
pelaksanaan Strategi Ekspositori adalah rumuskan tujuan yang ingin dicapai,
kuasai materi pelajaran dengan baik, kenali medan dan berbagai hal yang dapat
mempengaruhi proses penyampaian. Didalam strategi ini terdapat juga keunggulan
dan kelemahan pada Strategi Pembelajaran Ekspositori.
Model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhirnya yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain,
model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran langsung adalah salah satu
pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa
yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedur yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
bertahap, selangkah demi selangkah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri, Strategi
Belajar Mengajar, Ciputat: Quantum Teaching. 2005.
Sofan Amri, Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas, Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya. 2010.
Suryosubroto,
Proses BelajarMengajar di Sekolah.(Jakarta:
RinekaCipta), 1997.
Sriyono, Teknik Belajar
Mengajar dalam CBSA, Jakarta: PT Rineka Cipta. 1992.
Syaiful Bahri, Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2002.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media. 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar