Rabu, 14 Mei 2014

MAKALAH PERBANDINGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK


KATA PENGANTAR
               Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah "PERBANDINGAN AGAMA". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
               Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Perbandingan Agama di program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Palangka Raya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Jirhanuddin, Mag selaku dosen pembimbing mata pelajaran Perbandingan Agama dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
               Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, Oktober 2013
Penyusun               


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Berbagai istilah yang dipergunakan orang untuk menamakan agama yang dibawa oleh Nabi Isa atau Yesus Kristus. Adi Jamhari dalam bukunya menyebutkan, istilah yang pepuler di masyarakat ialah “Agama Kristen”. Kata Kristen berasal dari bahasa Yunani “cristos” yang berarti “yang diurapi”. Maksudnya Allah mengurapi Yesus untuk menjadi Nabi, Imam, dan Raja yang tiada taranya. Istilah agama Kristen adalah suatu nama untuk semua sekte-sekte agama tersebut, tanpa membeda-bedakan apakah Kristen Katholik atau Protestan.
Sebutan lain yang sering juga digunakan ialah “agama Masehi”. Kata Masehi diambil dari bahasa Ibrani “Masjiah atau Messeias” yang berarti sama dengan cristos dalam bahasa Yunani. Kata Cristosatau Messias adalah nama kehormatan dan jabatan yang menunjukkan tugas atau kewajiban yang telah dan sedang dilakukan Yesus di dunia dan di surga. Selain itu, sering juga masyarakat menyebutnya dengan “agama Nasrani”. Kata ini berasal dari kata Nazaret, nama sebuah kota di provinsi Galila, kira-kira 55 km dari Yerussalem. Menurut keterangan, di kota itulah Yesus Kristus dilahirkan.
Sebutkan Nasrani dan Masehi juga ditemui dalam ayat al-Qur’an, misalnya dalam Surat Ali Imran: 45, An-Nisa: 157, 171, dan 172, Al-Maidah: 17, 72, 14, 18, 51, 69, 75, dan 82, At-Taubah: 30 dan 31, Al-Baqarah: 111, 113, 135, 140, dan Al-Hajj: 17.
Selain sebutan agama Kristen, agama Masehi, agama Nasrani, ada pula sebutan lain yang popular di kalangan umat Kristen, tetapi kurang diketahui oleh masyarakat umum, sebutan itu adalah “Gereja Kristen”. Kata Gereja kemungkinan berasal dari bahasa Portugis, yang berarti Jema’at. [1]
Teologi Katolik meyakini dokrin-dokrin Trinitas, kehidupan abadi (dari mnusia), penyucian dosa, kebangkitan kembali jasad, pemujaan kepada orang-orang suci, dan pengangkatan dara Maria sebagai Ibu Tuhan (Allah). Namun aspek-aspek ajaran katolik yang paling pokok terletak pada dokrinnya tentang gereja sebagai penguasa yg tidak mungkin berbuat salah dan tentang system sakramennya yang merupakan sarana untuk menyampaikan rahmat Tuhan kepada manusia.[2]
Berikut kami akan membahas lebih lanjut mengenai agama Katolik dilihat dari berbagai sumber.

B.     RUMUSAN MASALAH
C.    TUJUAN
1.            Pengertian Katolik dan sejarah singkat agama Katolik?








BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN KATOLIK DAN SEJARAH SINGKAT AGAMA KATOLIK
              Perkataan Khatolik berasal dari bahasa Yunani “Katholikos” yang berarti ajaran yang tersebar keseluruh dunia atau dapat diterima di seluruh dunia. Bisa juga berarti nama dari ajaran gereja yang berarti nama dari ajaran gereja yang benar atau kepercayaan ortodoks sebagai lawan dari ajaran-ajaran bidat (bid’ah). Bila dikaitkan dengan gereja bisa berarti maksudnya: perkembangan gereja itu merupakan pertanda kebenaran ajaran para rasul selain bahwa gereja bersifat “universal”.
              Ungkapan gereja Khatolik pertama kali di gunakan oleh Ignatius dari Antiochia dan doktrin kepercayaan Katholik dirumuskan melalui kredo dan konsili necea (325 M) dan konsili Konstantinopel (318 M) yang berbunyi “aku percaya kepada gereja yang suci, am dan rasuli’.
              Sampai tahun 313 M, gereja mengalami suatu peperangan hebat akibat tindakan yang kejam dari Roma dan pada tahun 380 M, Katholik secara resmi menjadi agama kekaisaran Roma. Sampai tahun 1054 M, gereja tetap merupakan “satu lembaga’, tetapi setelah itu pecah menjadi dua yaitu gereja Ortodoks di Timur dan gereja Roma Katholik di Barat, dan perpecahan besar lagi terjadi di Barat dengan munculnya Protestan Reformisi abad ke- 16.
              Dua konsep penting dalam katholik ialah: kuasa mengajar gereja, dan gereja sebagai sakramen. Pertama kuasa meengajar gereja menurut keyakinan Katholik Yesus Kristus dating kedunia untuk mengajar manusia bagaimana seharusnya hidup di Dunia ini agar nantinya dapat tercapai keselamatan yang abadi. Untuk maksud tersebut seseorang harus berpedoman kepada Injil dan Perjanjian Baru. Tetapi yang berhak menafsirkan Injil hanya gereja. Gerejalah yang memiliki kekuasan untuk menerangkan Injil, karena apabila sembarang orang menafsirkan kitab suci nanti akan dapat mengacaukan iman.
              Kekuasan gereja tersebut dimulai sejak ditunjukan petrus sebagai pengganti Yesus dan berlanjut pengganti Petrus.itulah sebabnya maka harus ada pengganti Petrus sebagai wakil-nya, yaitu gereja, kekuasan tersebut didasarkan pada Injil Matius 16:18-19, yang berbunyi : Dan Aku berkata kepada Kunci Kerajaan Surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terlepas dari surga. [3]
              Proses penunjukan Petrus inilah yang sampai sekarang dilestarikan dengan jabatan  "Paus”  sebagai guru, iman dan pengembala yang berpusat di Roma. Paus adalah wakil Yesus dan menjadi kepala gereja yang kelihatan. Oleh karena itu semua umat katholik (kristiani) di bawah pimpinanya, paus dibantu beberapa uskup dari beberapa daerah keuskupan, dan uskup menggangkat Pastur yang menjadi kepala paroki.
              Umat katholik percaya bahwa uskup di Roma (Paus) sebagai pengganti Petrus, tidak dapa sesaat (infalibilitasi). Infalibilitasi yang merupaka anugerah Tuhan ini tidak berarti Paus memiliki suatu jenis intelegensia yang luar biasa, karena Paus dapat berbuat kesalahan dan dapat jatuh ke dalam dosa. Ajaran tentang infalibilitasi Paus,menyatakan bahwa jika Paus secara resmi berbicara mengenai masalah iman atau masalah moral, Tuhan melindunginya terhadap kemungkinan keliru. Karena gereja dan Negara tidak dapat dipisahkan, maka gereja Roma Katholik merupakan lembaga keselamatan. Gereja membagi-bagi keselamatan hanya pada gereja. Keselamatan dunia maupun akhirat. Iman berhak menghapus dosa seorang atas nama Tuhan dan seseorang. Dengan demikian tampaknya gereja kurang mendidik manusia intuk berani, yaitu dengan Imanya sendiri ia dapat menghadap Tuhan Yesus mencari perlindungan dari dirinya sevara langsung.
              Paham kedua yang merupakan inti ajaran katholik adalah tentang gereja sebagai Sakramen. Melengkapi paham yang pertama yaitu pihak kita perlu mengetahui apa yang seharunya kita lakukan, dan di lain pihak kita harus melakuakannya. Itulah sebabnya mengapa diperlukanya Sakramen, yang merupakan suatuperbuatan dan perkataanatau sebagai lambang rahmat yang tidak kelihatan yang pada prisipnya dikerjakan oleh Roh Kudus tetapi dengan perantara seorang iman atau pasturatau uskup. Sakramen dipandang perlu bagi manusia untuk keselamatannya. Supaya seseorang dapat di karuniai anugerah dalam hudupnya, maka sekurang-kurangnya ia harus mempunyai keinginan untuk meneriama Sakramen, karena hanya dengan iman saja masih belum cukup.
              Gereja katholik Roma telah menetapkan sejumlah tuju buah Sakramen sejak abad ke-12. Yaitu : Sakramen pemandian atau Babtisan, penguatan atau konfirmasi, ekaristi atau perjamuan mala Kudus, pertobatan atau pengakuan dosa, perminyakan atau sakramen bagi orang yang ingin meninggaldunia, imanat atau pentahbisan seorang iman, dan sakramen perkawinan. Tujuh sakramen tersebut sejajar dengan dengan saat-saat penting serta kebutuhan-kebutuha dewasa, ia kawin, atau mengabdikan dirinya secara menyeluruh  untuk sesuatu tujuan, dann ia meninggal.sementara itu ia harus dikembalikan ke masyarakat apabila ia menyimpang,dan ia harus makan. Sakramen merupakan padanan rohaniah dari peristiwa-peristiwa kordati ini.
              Apabila di bandingkan dari segi ajaran atau doktrrinnya, antara gereja Rum Katholik dengan gereja Ortodoks Timur memang ada perbedaannya antara lain:
a.       Kekuasan gereja di Timur lebih sedikit di bandingkan Barat, sebab Timur lebih banyak menyerahkan penafsiran berbagai hal kepada perseorangan.
b.      Peranan Paus di Barat cukup besar dalam merumuskan dogma-dogma, karena paus dilindungi Paus, maka kebenaran Ilahi diungkapkan melalui “hati nurani gereja”.
c.       Barat mengenal hirarki gereja, Timur tidak
d.      Gereja timur lebih mendorong kehidupan kemanunggalan dengan Tuhan, sebagai kehidupan rohani yang sungguh-sungguh.
e.       Gereja Timur membolehkan kawin bagi para pasturnya, tidak hidup berselibat seperti gereja barat.
f.       Gereja Barat lebih individualistis dari pada Timur, karena Timur beranggapan bahwa semua umat Kristen itu ibarat satu tubuh, sakit satu semua merasakan.
B.     GEREJA KATOLIK
1.      Upacara Ibadah ( Sistem Ritus)
Secara tradisional, upacara ibadah gereja Katolik mencakup dalam tujuh sakramen yang pada garis besarnya dapat mengklasifikasikan sebagai berikut.
a.       Upacara Kebaktian Rutin, yakni kebaktian pada hari Minggu di gereja (disebut Liturgi) dan kebaktian atau sembahyang pribadi di rumah (disebut Devasi).
b.      Upacara incidental, yakni kebaktian yang diadakan sewaktu-waktu menurut kebutuhan dan keadaan.
Diantara upcara ibadah rutin adalah do’a Rosaria atau yang dikenal dengan istilah doa Jalan Salib, karena ibadah ini dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap Maria juga penghayatan terhadap pengorbanan Yesus di tiang salib. Adapun upacara ibadah yang bersifat insidential, seara umum tersirat dalam tujuh Sakramen gereja Katolik yaitu sebagai berikut.
a.        Sakramen Pemandian, dengan istilah lain disebut juga Pembaptisan, untuk orang yang masukagama Katolik.
b.      Sakramen Penguatan Kudus, dengan istilah  lain disebut Krisma, sebagai upacara penguatan rohani.
c.       Sakramen Maha Kudus, atau dikenal dengan nama Sakramen Ekaristi, yakni upacara penjamuan suci sebagai inti ibadah gereja, karena merupakan realisasi perjamuan yang pernah dilakukan Yesus.
Sakramen Ekaristi diwujudkan oleh gerejja Katolik dalam bentuk misa suci, dengan tiga bagian terpenting yakni:
·         Persembahan roti dan air anggur (offertarium)
·         Pengubahan roti dan air anggur (konsekrasi)
·         Penyambutan tubuh dan darah Kristus (komuni)
d.      Sakramen Pengakuan Dosa, dalam istilah gereja disebut confesi, mrupakan sakramen pengampunan segala dosa yang diperbuat setelah menerima pemandian kudus.
e.       Sakramen Perminyakan Kudus, yakni sakramen untuk orang sakit agar jiwa mereka kuat dan suci.
f.       Sakramen Imanat Kudus, yaitu upacara pemberitahuan kuasa pada mereka yang dipanggil Tuhan untuk menjadi Imam, karena itu disebut juga pentabisan.
g.      Sakramen Perkawinn, ialah sakramen pemberian rahmat Tuhan kepada mereka yang menikah secara katolik.
Sesuai dengan pengertian bahwa sakramen ialah upacara-upacara dan doa-doa yang diadakan oleh Kristus untuk memberikan rahmat, yang dilambangkan dengan upacara-upacara dan doa-doa tadi, maka pelaksanaan sakramen dipimpin oleh Pastur atau Uskup selaku imam gereja, yang dianggap wakil Tuhan, dengan pembacaan doa-doa diiringi nyanyian gereja.[4]
2.      Sistem Credo
Dalam buku Iman Kristen, Harun Hadiwijono menjelaskan bahwa pengertian iman itu ada dua; berdsarkan Perjanjian Lama, Iman berarti “ mengamini dengan seluruh pribadi dan hidup akan segala pernyataan Tuhan Allah yang dinyatakan dengan firman dan perbuatannya”. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Iman berarti “dengan seluruh pribadi dan hidup mengamini pernyataan Tuhan Allah bahwa ia sudah mendamaikan orang berdosa denag dirinya sendiri di dalam Tuhan Yesus Kristus”.
Berdasarkan pengertian iman dalam Alkitab di atas, maka umat Kristen telah berhasil merumuskan “pengakuan iman” mereka atau “credo”, disebut juga disebutkan dengan “pengakuan iman rasuli” atau “syahadatain rasuli” atau “ syahadatan dua belas”, ke 12 Pasal pengakuan ini dibuat oleh para rasul dan disusun secara bertahap sejak tahun150 Masehi.
Adapun rumusan pengakuan iman rasuli yang 12 itu adalah sebagai berikut:
1.      Aku percaya kepada Allah Bapak Yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi;
2.      Dan kepada Yesus Kristus, anaknya yang tunggal Tuhan kita;
3.      Yang dikandung dari roh suci, lahir dari anak dara Maria;
4.      Yang menderita di bawah pemerintahan Pontinus Pilatus, disalib, mati, dan dikuburkan, turun dalam kerajaan maut;
5.      Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati;
6.      Naik ke surge, duduk disebelah kana Allah Bapak Yang Maha Kuasa;
7.      Dan akan dating dari sana untuk menghakimi orang yang masih hidup dan yang mati;
8.      Aku percaya kepada roh kudus;
9.      Gereja yang kudus dan persekutuan orang kudus;
10.  Pengampunan dosa;
11.  Kebangkitan daging;
12.  Hidup yang kekal.
Dari adasar-dasar kepercayaan kepercayaan tersebut, dapat dipelajari bagaimana dogma ketuhanan Kristen, yang tersimpul dalam Trinitas (Tri Tunggal) hasil rumusan gereja dalam konsili Nicea tahun 381 Masehi.
Hal itu dijelskan bahwa Allah yang Maha Kuasa itu mempunyai tiga  pengata diri, yakni sebagai Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Allah Bapa dalam pengertian pengakuan iman ini adalah Bapa daripada Yesus Kristus, dimana antara keduanya satu juga. Allah Bapa itu tidak lain Yesus Kritus sendiri yang mengata diri sebagai manusia, sedangkan Yesus Kristus juga tidak lain Allah yang mengata diri sebagai Tuhan Bapa; sesuai dengan bunyi Perjanjian Baru Johannes pasal 10; 30 “Aku dan Bapa adalah satu”.
Mengingat latar belakang historisnya, paham Trinitas tidak bias dipisahkan dari pengaruh ajaran Paulus sebagai figure yang banyak memberikan inspirasi bagi gereja daam melahirkan dogma-dogma ketuhanan. “Segala surat-surat Paulus dan ayat-ayat dari injil-injil Paulinistis (Yahya, Lukas, Markus) yang sangat menggiring pada ketuhanan Nabi Isa itu, merupakan bahan utama bagi ulama-ulama patristic Kristen dalam pembahasan mereka sehingga dirumuskannya dengan resmi konsepsi Trinitas pada tahun 381 Masehi”. (Hasbunallah Bakry, 1968: 78).
Adapun Roh Kudus sebagai bagian dari Tri Tunggal, merupakan wujud rohani Allah Bapa yang secara interaksi masuk ke dalam tubuh Maria, untuk kemudian lahir menjadi Manusia Yesus. Kelahiram Yesus melalui Perawan Maria, dimaksudkan untuk membawa misi pengampunan dosa dan keselamatan manusia dengan pengorbanan putranya yang Tunggal itu di tiang salib sebagai penembus dosa. Atas dasar inilah, maka sesungguhnya inti iman Kristen terletak pada kepercayaannya terhadap penyaliban diri Yesus, dimana setelah wafat, Yesus kemudian bangkit dari kubur-Nya, dan kembali naik ke surge ketempat asal mula Dia datang, berada di singgasana-Nya dengan kedudukan sebagai Bapa.
Dari rangkaian pengertian sebagaimana dikemukaan di atas, dapatlah dipahami maksud Trinitas sebagai doga ketuhanan dalam katolik, yakni:
a.       Allah Bapa, dalam funsinya sebagai Tuhan pencipta dan pemelihara.
b.      Putra, dalam funsinya sebagai Than yang menjadi manusia Yesus Kristus.
c.       Roh Kudus, dalam fungsinya sebagai Tuhan penghubung antara Bapa dengan Putra, berada dalam diri manusia.
3.      Sepuluh Perintah Allah
Sepuluh perintah Allah merupakan inti ajaran Tuhan yang pernah diterima Musa di Bukit Sinai, yang termaktub dalam Al-Kitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dengan demikian jelaslah bahwa perintah ini berisi firman Allah sendiri, yang pada prinsipnya mempunyai kesamaan, karena bersumber pada wahyu Allah dalam ajaran Samawi, sejak diturunkan Taurat kepada Musa.
Adapun rumusan sepuluh perintah Allah yang biasa dikenal dengan istilah Ten Commandement, menurut gereja Katolik adalah sebagai berikut:
“Aku Allah Tuhanmu,
a.      Jangan memuja berhala berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah aku dari segala sesuatu.
b.      Jangan menyebut nama Allah, Tuhanmu tidak dengan hormat..
c.       Kuduskanlah hari Tuhan.
d.      Hormatilah ibu bapakmu
e.       Jangan membunuh.
f.        Jangan membuat cabul.
g.      Jangan mencuri.
h.      Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu manusia secara tak adil.
i.        Jangan ingin membuat cabul.
j.        Jangan ingin akan milik sesamamu manusia secara tak adil.”
(Artnz, 1962: 6)
4.      Lima Perintah Gereja
Selain sepuluh perintah Allah sebagaimana yang telah disebutkan di atas, gereja Katolik mengenal pula lima perintah gereja yang terdiri dari:
a.      Rayakan hari-hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.
b.      Hadapi misa kudus pada hari-hari Minggu dan pada hari-hari pesta yang diwajibkan dan janganlah melaakukan pekerjaan yang dilarang.
c.       Jangan makan daging pada hari pantang dan berpuasalah pada hari puasa.
d.      Akuikanlah sekurang-kurangnya setahun sekali.
e.       Sambutlah tubuh Kristus di waktu Paskah.
5.      Hari Raya Gereja
a.       Hari Raya Paskah, yaitu hari raya kebangkitan Kristus, yang diadakan anatara bulan Maret dan April, berdasarkan terangny bulan musim semi di Roma.
b.      Hari Raya Natal, yakni hari raya kelahiran Yesus  pada tanggal 25 Desember, biasanya diselenggarakan pada malam hari, berdasarkan kepercayaan bahwa Yesus lahir pada waktu malam.
c.       Hari Raya Advent, yakni masa persiapan sebelum upacara Natal selama empat minggu, dimana selama itu dianjurkan bagi umat Katolik untuk hidup sederhana.
d.      Pesta Pantakosta, yaitu hari raya turunyya Roh Kudus yang dirayakan 50 hari setelah Paskah, dengan upacara ekaristi yang tida terikat waktunya.
e.       Hari Raya Yesus naik ke surge, diadakan 40 hari sesudah Paskah.
f.       Hari Raya Maria diangkat ke surge, 15 Agustus.
g.      Hari Raya Santo Yoseph, peringatan kaum buruh dengan Santo Yoseph sebagai pelindungnya diperingati tanggal 29 Maret dan 1 Mei.
h.      Hari raya semua para suci, yakni peringatan untuk menghormati semua orang yang masuk surge, sambil meminta perantaraan mereka untuk manusia yang masih berjuang di dunia.
i.        Hari raya peringatan para jiwa yang di api penyucian yakni mendoakan mereka yang sudah meninggal.
j.        Hari Raya Hati Amat Kudus, peringatan terhadap cinta kasih tuhan Yesus. Dirayakan pada hari Jumat pertama setiap bulan.
k.      Hari Raya Maria tak bernoda asal, penghormatan terhadap Bunda Maria, selaku manusia tak berdosa, biasa diperingati pada tanggal 8 Desember.
6.      Akidah Kristen katolik
Secara umum katolik sama dengan ortodox, kecuali dalam hal-hal[5]:
a.       Katolik berpendapat bahw Yesus Kristus masih punya dua karakter sesudah terjadinya persatuan (ittihad antara lahut dan nasut).
b.   Katolik berpendapat bahwa Roh Kudus dipancarkan oleh Bapak dan anak (Allah dan Yesus Kristus) secara bersama-sama.
c.       Katolik prcaya kepada “tempat” ketiga sesudah kematian disebut “Mathhar (purgatori atau tempat penyucian arwah agar dapat mencapai kesempurnaan). Sesudah itu, arwah boleh masuk Kerajaan Tuhan.
d.      Yesus mengangkat Petrus sebagai “pengganti” (Khalifah) di atas bumi dan sebagai kepala murid Yesus dan kepala gereja. Sedangkan Paus (Roma) adalah penerus Petrus untk menjadi kepala gereja Kristen diseluruh dunia.
e.       Semua pelayan ggereja (pendeta, dll.)  dilarang menikah.
f.       Sakramen perminyakan suci hanya diberikan kepada orang yang telah dekat ajal kematian.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
B.     SARAN-SARAN
Makalah ini mungkin sangat jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar menjadi masukan dan perbaikan bagi penulis sehingga kedepannya makalah ini menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
Jirhanuddin, Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010).
Mudjahid Abdul Manaf, sejarah Agama-Agama, PT Raja Granfindo Persada, Jakarta 1996.
H. Abdullah Ali, Agama dalam Ilmu Perbandingan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007).
Rauf Syalabi, Distori Sejarah dan Ajaran Yesus,(Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2005)
M. Amien Rais, Agama dan Modernisasi Politik, Jakarta: rajawali, 1985


[1] Jirhanuddin, Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hal. 105-106
[2] M. Amien Rais, Agama dan Modernisasi Politik, (Jakarta: rajawali, 1985), hal. 78
[3] Mudjahid Abdul Manaf, sejarah Agama-Agama,PT Raja Granfindo Persada, Jakarta 1996. hal 95-96
[4] H. Abdullah Ali, Agama dalam Ilmu Perbandingan, (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), hal. 133-135
[5] Rauf Syalabi, Distori Sejarah dan Ajaran Yesus,(Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2005), hal.156

2 komentar: